Jokowi
yang lahir di Surakarta pada
21 Juni 1961 ini semakin menjadi perbincangan masyarakat ketika secara
resmi
mencalonkan diri sebagai calon Gubernur untuk DKI Jakarta yang diusung
oleh
Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan (PDI-P) yang berkolaborasi dengan
Partai
Gerindra. Dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berpasangan
dengan
Basuki Tjahaja Purnama yang juga sering dijuluki sebagai Ahok. Sebelum
menjadi calon Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sebenarnya sudah lebih
duluan populer dimata masyarakat Solo. Terbukti selama 2 priode terakhir
menjabat
sebagai Walikota di Surakarta, Jokowi telah mampu melakukan perubahan
yang
sangat pesat di kota ini. Dibawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo telah
menjadi
branding dengan slogan Kota, yaitu "Solo: The Spirit of Java".
Berbagai langkah yang dilakukan Jokowi dalam kepemimpinannya di Kota Solo
dinilai cukup progresif bila dibandingkan dengan ukuran kota-kota lainnya yang
ada di Pulau Jawa. Salah satu hal yang paling fenomenal dan telah berhasil
dilakukan oleh Joko Widodo, yaitu melakukan relokasi pedagang barang bekas di
Taman Banjarsari tanpa adanya gejolak dari para pedangang.
Selama masa kepemimpinan Jokowi di Kota Solo, kota ini juga telah terdaftar
sebagai anggota dari Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan secara resmi telah
diterima pada tahun 2006 yang lalu.
Pendidikan dan Karir Politik
Jokowi dengan kapasitasnya sebagai Walikota Surakarta dan juga Calon Gubernur
Jakarta saat ini pada awalnya bukanlah berasal dari latar belakang politisi.
Jokowi meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985.
Setelah menamatkan pendidikannya, Jokowi sempat merantau ke Aceh, dan bekerja
di salah satu BUMN di Aceh. Setelah kembali ke Solo dari Aceh, Jokowi juga
tercatat pernah bekerja di CV. Roda Jati, yaitu perusaan yang bergerak di
bidang perkayuan. Pada tahun 1998, Jokowi akhirnya berusaha secara mandiri di
bidang permebelan.
Jokowi selama masa perkuliahan di Universitas Gajah Mada, juga tercatat tidak
pernah menjadi aktivis mahasiswa. Namun dari beberapa pengakuan Jokowi kepada
media massa, menyebutkan bahwa dirinya tidaklah menabukan diri untuk mengikuti
politik praktis. Jokowi malah menyatakan bahwa dirinya bersedia terjun ke dunia
politik praktis.
"Semua orang bisa saja terjun ke dunia politik. Saya memang ikut
berpartisipasi dalam proses pilkada di Surakarta, karena ada
permintaan-permintaan serius dari elemen dan komponen masyarakat. Untuk menjadi
wali kota, memang saya harus punya partai yang membawa saya" ujar Jokowi
pada salah satu artikel yang dipublikasikan melalui situs ugm.ac.id.
Awal menjadi Walikota Solo, Jokowi menyatakan bahwa pencalonan dirinya
dilandasi dengan beberapa alasan, diantaranya adalah karena dia memang
benar-benar serius untuk maju, sekaligus ingin mengakomodasi aspirasi-aspirasi
serius yang muncul dari banyak pihak, baik secara pribadi maupun secara
kelompok dan organisasi.
Alasan kedua Jokowi mencalonkan diri sebagai Walikota Solo adalah karena dia
mempunya keinginan agar besama-sama dengan seluruh komponen masyarakat membawa
Solo ke arah yang lebih baik, baik di tingkat lokal, nasional maupun
internasional. Yang ketiga, saya ingin pemerintahan ini diurus secara clean,
jernih, tegas dan tanpa kompromi, sehingga good governance dan clean goverment
benar-benar terwujud.
Penghargaan atas Prestasi Jokowi
Selama masa menjabat sebagai Walikota Surakarta, Jokowi telah banyak
mendapatkan penghargaan atas prestasi yang dia lakukan. Berbagai prestasi
tersebut barasal dari dalam dan luar negeri, baik dari institusi pemerintahan
dan juga institusi lembaga-lembaga swasta.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar